AYAH SELALU BENAR
Ayah…
Dia yang selalu menggendong aku ketika terbangun dan menangis di tengah malam,ketika aku masih bayi
Dia yang selalu menggandeng tanganku ke sekolah tiap pagi, ketika aku tumbuh menjadi kanak-kanak
Dia yang merangkul bahuku ketika aku tak berhasil menjadi juara pertama di kelas, ketika aku beranjak remaja
Dia yang memeluk tubuhku disaat aku ketakutan melihat cita-citaku terlalu tinggi untuk hidupku, ketika aku tumbuh dewasa
Dia yang mengajarkan aku bagaimana menerima kenyataan tanpa mengeluh, ketika apa yang kuinginkan tak bisa kugapai
Dia yang mengajarkan aku bagaimana bertahan di dalam banjir airmata, ketika kesesakan menghampiri
Sampai akhir hidupnya, dia masih saja mengajarkan aku banyak hal tentang hidup
Itulah Ayah. Ayah yang selalu tahu apa mauku, apa mimpiku, apa harapku
Ayah yang masih sanggup tersenyum walaupun dalam keadaan tersulit sekalipun
Ayah yang selalu mampu menarikku kembali kepelukannya, ketika aku marah besar, menangis keras, memberontak terhadap apa yang perintahkan kepadaku
Ayah yang tak pernah mengeluarkan kata-kata kasar untukku,walau semarah apapun dia
Ayah selalu benar, ketika berbicara tentang pilihan terbaik untuk hidupku
Masih hangat diingatanku, bagaimana kerasnya perdebatan kami ketika kami memiliki pandangan yang berbeda untuk pendidikanku. Ayah terang-terangan menentang dengan cara terhalusnya
Aku masih ingat bagaimana derasnya airmataku, ketika aku menentang pilihan Ayahku sambil menangis dan dengan suara yang tersendat-sendat membantah setiap ucapannya
Dan pada akhirnya Ayahlah yang jadi pemenang, karena Tuhan tahu pilihannya untuk hidupku tidak akan pernah salah
Ayah selalu benar tentang aku, karena dia yang paling tahu siapa aku selain Tuhan dan Ibu
Aku yang dari kecil suka mengatur orang, suka geram dan menjerit marah ketika melihat sesuatu tidak berjalan sesuai koridornya, suka berbagi apa yang aku tahu. Dan Ayah bilang aku pantasnya menjadi seorang pendidik seperti dia
Aku selalu menyangkal, dan bilang kalau aku inginnya merawat dan menyembuhkan orang sakit
Ayah tak pernah berkata TIDAK untuk semua mimpi-mimpiku
Dia sepertinya sudah terbiasa mendengar celotehanku tentang mimpi-mimpi masa kecil hingga dewasaku dan tetap dialah yang paling tahu mana yang terpantas untuk hidupku
Dia hanya tersenyum penuh arti, ketika aku menatap kotoran dengan pandangan jijik, dan selalu menolak ketika disuruh Ibu untuk membersihkan kotoran Adikku yang masih bayi
Dia tertawa kecil ketika aku muntah sehabis membersihkan toilet… Mungkin dipikirannya bagaimana mungkin aku kuat mengurus kesehatan orang lain, kalau membersihkan kotoran adik-adikku saja begitu menjijikkan buat aku
Hmmm..aku ga bisa menahan senyum ketika mengingat hal-hal konyol itu
Sekali lagi Ayah memang benar
Sekarang aku menjalani pilihannya, dan pada akhirnya aku memang menemukan jiwaku di sini, bukan di mimpi masa kecilku. Ayah memang luar biasa.
Thanks so much for being a great Father for me, my beloved Daddy…
Dia yang selalu menggendong aku ketika terbangun dan menangis di tengah malam,ketika aku masih bayi
Dia yang selalu menggandeng tanganku ke sekolah tiap pagi, ketika aku tumbuh menjadi kanak-kanak
Dia yang merangkul bahuku ketika aku tak berhasil menjadi juara pertama di kelas, ketika aku beranjak remaja
Dia yang memeluk tubuhku disaat aku ketakutan melihat cita-citaku terlalu tinggi untuk hidupku, ketika aku tumbuh dewasa
Dia yang mengajarkan aku bagaimana menerima kenyataan tanpa mengeluh, ketika apa yang kuinginkan tak bisa kugapai
Dia yang mengajarkan aku bagaimana bertahan di dalam banjir airmata, ketika kesesakan menghampiri
Sampai akhir hidupnya, dia masih saja mengajarkan aku banyak hal tentang hidup
Itulah Ayah. Ayah yang selalu tahu apa mauku, apa mimpiku, apa harapku
Ayah yang masih sanggup tersenyum walaupun dalam keadaan tersulit sekalipun
Ayah yang selalu mampu menarikku kembali kepelukannya, ketika aku marah besar, menangis keras, memberontak terhadap apa yang perintahkan kepadaku
Ayah yang tak pernah mengeluarkan kata-kata kasar untukku,walau semarah apapun dia
Ayah selalu benar, ketika berbicara tentang pilihan terbaik untuk hidupku
Masih hangat diingatanku, bagaimana kerasnya perdebatan kami ketika kami memiliki pandangan yang berbeda untuk pendidikanku. Ayah terang-terangan menentang dengan cara terhalusnya
Aku masih ingat bagaimana derasnya airmataku, ketika aku menentang pilihan Ayahku sambil menangis dan dengan suara yang tersendat-sendat membantah setiap ucapannya
Dan pada akhirnya Ayahlah yang jadi pemenang, karena Tuhan tahu pilihannya untuk hidupku tidak akan pernah salah
Ayah selalu benar tentang aku, karena dia yang paling tahu siapa aku selain Tuhan dan Ibu
Aku yang dari kecil suka mengatur orang, suka geram dan menjerit marah ketika melihat sesuatu tidak berjalan sesuai koridornya, suka berbagi apa yang aku tahu. Dan Ayah bilang aku pantasnya menjadi seorang pendidik seperti dia
Aku selalu menyangkal, dan bilang kalau aku inginnya merawat dan menyembuhkan orang sakit
Ayah tak pernah berkata TIDAK untuk semua mimpi-mimpiku
Dia sepertinya sudah terbiasa mendengar celotehanku tentang mimpi-mimpi masa kecil hingga dewasaku dan tetap dialah yang paling tahu mana yang terpantas untuk hidupku
Dia hanya tersenyum penuh arti, ketika aku menatap kotoran dengan pandangan jijik, dan selalu menolak ketika disuruh Ibu untuk membersihkan kotoran Adikku yang masih bayi
Dia tertawa kecil ketika aku muntah sehabis membersihkan toilet… Mungkin dipikirannya bagaimana mungkin aku kuat mengurus kesehatan orang lain, kalau membersihkan kotoran adik-adikku saja begitu menjijikkan buat aku
Hmmm..aku ga bisa menahan senyum ketika mengingat hal-hal konyol itu
Sekali lagi Ayah memang benar
Sekarang aku menjalani pilihannya, dan pada akhirnya aku memang menemukan jiwaku di sini, bukan di mimpi masa kecilku. Ayah memang luar biasa.
Thanks so much for being a great Father for me, my beloved Daddy…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar