Jumat, 29 Juni 2012

Antara Prinsip dan Totalitas (Play Performance)


Hey, new entri lagi di tanggal yang sama. Semangat menulisku lagi on fire hari ini..hehe

Kali ini aku pengen share pengalaman selama ikut salah satu mata kuliah tersusah tapi terkeren di prodiku. Nama subjectnya Play Performance. Nah di Play Performance ini kita disuruh bentuk sebuah kelompok besar beranggotakan 20+ mahasiswa/i. Setelah terbentuk kelompok kita disuruh kerja. Kerjaannya apa? Apa lagi kalo bukan bikin script, seleksi aktor aktris yang bakal meranin tokoh di script, latihan akting, siapin kostum dan properti, latihan make up, nyari dana. Kita ngabisin waktu 4 bulan buat fixing semuanya sampe akhirnya perform tanggal 12 November 2011 lalu. Puji Tuhan hasilnya bagus dan berhasil menuai respon positif dari audiences dan para dosen. Puas banget. 

Yang pengen banget aku share di sini bukan hasil Play Performancenya, tapi prosesnya, terutama proses latihan akting aku dan lawan mainku. Di grupku aku kebagian meranin tokoh Elena, tunangan dari salah satu tokoh utama. Ceritanya Elena udah ninggal karena sakit tapi dibangkitin lagi sama Cadmus, tunangan Elena yang ga bisa  move on. Karena ini ceritanya tentang pasangan yang saling mencintai satu sama lain tapi dipisah secara paksa oleh kematian, bisa kebayang kan gimana sakitnya mereka berdua. Nah untuk memvisualisasikan rasa cinta, kangen, sakit dan patah hati di antara keduanya, otomatis banyak banget adegan-adegan intim antar kedua tokoh seperti berpelukan,berpegangan tangan dan nyaris ciuman. 

Gimana udah kebayang belum bagaimana adegan-adegannya?. Masih nanya letak tantangannya di mana?. Oke aku jelasin ya. Tantangannya terletak di adegan-adegan "sedikit intim"nya itu yang mana di real world belum pernah aku alamin sendiri. Aku cupu? Yes I am ;). Aku sampe berantem-beranteman sama lawan mainku gara-gara aku ga bisa meranin adegan-adegan "sedikit intim" tersebut dengan total. Ga pernah kebayang aku bakal dipegang-pegang, dipeluk dan dielus sama pria yang ga kukenal sebelumnya. Gimana ga risih, dipegang pacar aja aku ogah, jendral. Tapi puji syukur setelah sekian lama latihan, aku akhirnya terbiasa dan kami bisa berakting layaknya sepasang tunangan yang saling cinta setengah mati.
Nih aku sertain salah satu foto dari sekian banyak adegan "sedikit intim" yang kami lakoni.




Mungkin buat orang lain ini adegan biasa, tapi buat kami berdua ini luar biasa mengingat bagaimana susahnya aku menyenderkan tubuhku ke tubuh Vian (lawan mainku) dengan rela. Harus diakui, aku memang terjebak prinsip yang dianggap so yesterday oleh sebagian orang seusiaku. Aku bukan penganut gaya pacaran di mana pelukan dan ciuman menjadi keharusan. Jadi yang mengerti akan prinsip ini terima kasih, yang gak ngerti ya udah selamat mencoba untuk mengerti ya ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar