Senin, 25 Juni 2012


Pentingnya BERSYUKUR


Hey…cepat kejar ijasahmu, biar bisa berkumpul bersama kami lagi, biar cepat kerja dan mengejar mimpi-mimpimu yang lain

Huff…2 tahun yang lalu aku masih suka menertawakan kata-kata ini. Tapi setahun belakangan aku merasa ini seperti alarm yang bunyinya sangat tidak bersahabat. Terdengar sangat menyebalkan.
Memang merasa berkhianat sama diri sendiri. Bagaimana bisa aku menyia-nyiakan waktu yang tersisa dengan sederetan nilai yang ya Tuhan, aku sendiripun tak ingin melihatnya. Kuliah yang seharusnya bisa kelar dalam waktu yang singkat ternyata harus molor sampai waktu yang ga bisa aku tentukan. Dan demi Tuhan ini bukan hal yang ingin aku dapatkan. Aku punya alasan di balik semua kejadian ini.

Waktu terasa sangat panjang untuk orang yang sedang berjuang mengejar ketertinggalan seperti aku. Orang-orang sekitar terasa sangat tidak bersahabat. Mereka seakan  melempar pandangan sinis setiap saat dengan  banyak pertanyaan yang terlintas di kepala mereka, seperti mengapa aku masih di sini? Dan pertanyaan-pertanyaan menyudutkan lainnya.
Membayangkannya saja membuat aku depresi. Aku sama sekali ga biasa dengan keadaan seperti ini. Ingin menyerah tapi aku tidak diajarkan untuk menjadi pecundang, pecundang yang meninggalkan kewajibannya sebelum selesai dengan baik. Ingin menangis tapi airmata saja tak akan cukup untuk membuat keadaanku menjadi lebih baik.
Tapi, hey..inilah kenyataan. Pengecut namanya kalau tidak berani menghadapi kenyataan. Hidup itu ga pernah lurus, akan banyak sekali belokan-belokan, tanjakan-tanjakan serta turunan-turunan yang akan membuat kamu terjatuh, terluka dan bahkan pingsan untuk sesaat.
Tentu saja ini penderitaan yang ga pernah aku bayangkan akan terjadi padaku. Ga ada seorang pun yang mau kejadian semacam ini terjadi dalam hidupnya. Namanya hidup siapa yang bisa menebak. Kita hanya bisa berencana dan Tuhan yang akan menentukan segalanya.

Tapi ada satu hal yang membuat aku masih mau berjuang dan punya keinginan untuk mengakhiri ini semua tanpa harus jadi pecundang, bersyukur, sesuatu yang sangat mudah untuk dilakukan dan sangat membantu memperbaiki segala hal tapi seringkali dilupakan. Dengan bersyukur, aku jadi merasa beruntung masih kuat ada di posisi aku sekarang yang orang lain belum tentu bisa hadapi. Bersyukur membuat aku jauh merasa jauh lebih beruntung dari semua orang. Bersyukur membuat aku tak lagi peduli pada apa yang orang pikir dan katakan tentang hal ini. Dan ini hidupku, bukan hidup orang lain. Aku yang bertanggung jawab atas hidupku sendiri. Jangan dengarkan apa kata orang just keep stepping, keep moving on… I decide my own life.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar