Kamis, 28 Juni 2012

From Hero to Zero

Originally posted on April 10,2011
Copied from my old blog http://wawasukacurhat.wordpress.com/


” Hidup seperti roda yang berputar, kadang berada di bawah kadang berada di atas”
Hidup itu gak melulu senang, gak melulu susah… Orang susah akan senang pada waktunya dan orang senang akan susah pada waktunya juga.

Semua ada waktunya dan sudah dirancang dengan sebaik-baiknya oleh Yang Maha Kuasa.

Hari ini kita dicintai oleh orang sekeliling kita, tapi keesokan harinya kita gak akan tahu apakah masih dicintai seperti hari ini?
Hari ini kita nothing, besok-besok mungkin kita bisa jadi something
Hari ini kita a hero, tapi besok-besok bisa jadi sebaliknya

Balik lagi, semua memang  udah ada waktunya masing-masing… Pintar -pintar ngambil hikmah dari setiap kejadian bisa membuat hidup yang sedikit membingungkan terasa lebih menyenangkan…
Contohnya aku….
Aku dan masa kecilku indah, bahagia bahkan sempurna..
Hidup bersama orangtua yang luar biasa & adik-adik yang sempurna.
Siapa yang tidak bahagia punya keluarga yang rukun, reputasi yang baik di masyarakat, dan prestasi yang menonjol di sekolah.

Hal-hal baik yang aku dan keluargaku punya membuat kami dicintai orang-orang di sekitar kami. Terlebih aku, aku selalu punya teman yang banyak.  Walaupun aku bukan orang yang supel malah cenderung pemalu, tapi aku selalu didatangi orang-orang yang ingin menjadi temanku. Itu karena aku memiliki prestasi yang menonjol di sekolah.
Tapi tidak semua hal-hal baik yang kita punya bisa menjamin kita menjadi orang yang baik.. :)
Cinta dan kasih sayang yang berlebihan dari orang tua membuatku menjadi anak manja, cengeng dan tidak mandiri. Karena apa yang aku ingin selalu mereka penuhi.

Dari SD hingga SMA aku selalu dibutuhkan teman-temanku karena tanpaku tugas mereka tak bisa sempurna.  Tanpa sadar hal itu membuat aku menjadi sombong, egois dan individualis.  Teman-temanku sering ketakutan ketika aku mulai ngambek, karena takut gak  dikasih jawaban saat ujian dan tidak dibantu mengerjakan tugas seperti biasanya. Oh..God, itu benar-benar membuat aku merasa istimewa dan besar kepala. Karena aku si anak A dengan prestasi akademik yang tidak pernah mengecewakan. Orangtua dan keluarga besarku pun mulai terbiasa dengan prestasiku.

Kesombonganku membuat aku menangis ketika mendapat nilai 9 sedangkan yang lain mendapat nilai 10. Merasa kecewa ketika aku bukan menjadi satu-satunya orang yang mendapat nilai 10 di kelas. Lihatlah, bagaimana sombongnya aku.

Dan tiba waktunya Tuhan memberi aku pelajaran baru, untuk bangun dari sikap manja, cengeng,egois, kekanak-kanakan, dan sombong yang sangat tidak menguntungkan.

Ditahun kedua di bangku kuliah,hidupku seketika oleng, ketika Ayahku tiba-tiba dipanggil Tuhan.  Mamaku berduka dan terpukul luar biasa, adik-adikku kesepian dan jatuh sakit karena rasa kehilangan yang luar biasa. Dan aku, aku seperti orang gila.. menangis siang malam, tidak tidur, tidak makan, tidak kuliah. Aku merasa tidak sanggup untuk melanjutkan hidupku. Hilang semangat, hilang arah. Aku tak peduli lagi pada prestasiku, aku tak peduli lagi pada nilai 9 & 10. Huruf A & B di KHS sudah tak penting lagi bagiku. Aku hanya ingin ayahku kembali. Aku terus berduka dalam waktu yang sangat lama, seakan-akan dengan cara begitu Ayahku akan kembali padaku, pada keluargaku. Dan hasilnya kesehatanku memburuk, kuliahku berantakan & yang paling menyedihkan Mamaku kecewa dengan nilaiku yang semakin merosot. Dia kecewa karena aku anaknya yang punya prestasi A tiba-tiba terjatuh menjadi anak yang tak bisa dibanggakan.
Gak sanggup melihat Mamaku kecewa, akhirnya aku kembali mencoba mengatur langkah lagi. Walaupun sudah sedikit terlambat, tapi tak apa daripada aku berhenti dan tak memberi harapan berarti buat Mama dan terutama suatu pembuktian untuk Ayah tercinta di surga.

Well, aku pengen banget bilang ke Mama, sekarang aku bukan anak Mama yang berprestasi A lagi Ma, tapi dari kejadian yang udah kita lewati, aku tumbuh menjadi orang yang kuat, tegar, sabar, tidak egois dan mulai mandiri. Yang terpenting aku selalu mencoba bertanggung jawab terhadap Mama & adik-adik seperti apa yang Ayah lakukan dulu. Semoga aku bisa jadi pengganti Ayah yang baik buat Mama & adik-adik.
Yah,Ma ini aku, yang dulunya hero kecil Ayah & Mama, kemudian karena dibanting oleh masalah menjadi orang yang  hopeless & nothing,  kini sedang berusaha menjadi hero kembali buat keluarga kita… Makasih buat cinta Ayah, Mama & adik-adik yang tak berkesudahan, yang sudah membuat aku bangkit dari keterpurukan.. May God always bless our family… :)

PUBLISHED IN: 
·         IT'S ME
ON APRIL 10, 2011 AT 4:44 PM  LEAVE A COMMENT  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar