Selasa, 26 Juni 2012

Produk Instan


Ga tahu, malam ini aku gatal banget mau nulis tentang ‘produk instant’ di dunia hiburan. Kalo ngomongin produk instan kita pasti sontak ingat mie instant yang merupakan makanan yang sudah menasional di mulut penduduk negara kita.,Endonesa. *aku mulai ngelantur, padahal masih awal ini :p *


Gini lho, di tv-tv nasional kita kan banyak banget tuh acara-acara ajang pencarian bakat yang semuanya menjanjikan kefamousan kepada para pesertanya yang lolos. Banyak banget orang-orang yang nekat mau masuk ajang-ajang seperti itu cuma untuk jadi famous. Tapi sayangnya banyak juga diantara mereka yang  ga siap secara mental untuk menghadapi imbas dari kefamousan mereka itu.


Contohnya ketika udah terkenal atau famous *istilah kerennya*, banyak banget yang haus pujian sampe lupa diri. Mereka mencintai penjilat yang rajin banget ngemis perhatian dari si orang famous ini dengan cara memuja-muji yang terkadang terkesan berlebihan. Saking terbiasanya dipuja-puji, ketika ada yang ga suka atau komentar salah sedikit tentang mereka, mereka akan bereaksi sangat hebat. Padahal orang yang berkomentar tersebut merupakan salah satu dari fans mereka juga, yang mungkin saja punya niat baik dibalik komentar mereka terhadap si idola dadakan. Tapi dasar namanya produk instan, mereka ga siap banget dikomentarin atau dikoreksi padahal kalau si produk instan ini mau sedikit berbesar hati untuk melihat letak kesalahannya di mana, sungguh mereka akan malu sekali telah bereaksi berlebihan. Beda sekali dengan produk-produk hasil tempaan perjuangan yang panjang. Mereka malah jauh lebih respect dan tahan banting terhadap perlakuan fans kepada mereka. Mereka tahu betul apa arti fans.


Tulisan ini terinspirasi dari pengalaman beberapa followers seorang produk instan, dengan inisial IW,yang diperlakukan semena-mena. Next time kalo mau ngefans sama orang, diliat-liat dulu ya. Ga semua produk instan seperti si IW ini. Banyak juga yang tahu diri. Jadi tergantung dari kebijaksanaan si fans sendiri ketika memilih siapa yang diidolain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar