Hey, new entri lagi di tanggal
yang sama. Semangat menulisku lagi on fire hari ini..hehe
Kali ini aku pengen
share pengalaman selama ikut salah satu mata kuliah tersusah tapi terkeren di
prodiku. Nama subjectnya Play Performance. Nah di Play Performance ini kita
disuruh bentuk sebuah kelompok besar beranggotakan 20+ mahasiswa/i. Setelah
terbentuk kelompok kita disuruh kerja. Kerjaannya apa? Apa lagi kalo bukan
bikin script, seleksi aktor aktris yang bakal meranin tokoh di script, latihan
akting, siapin kostum dan properti, latihan make up, nyari dana. Kita ngabisin
waktu 4 bulan buat fixing semuanya sampe akhirnya perform tanggal 12 November
2011 lalu. Puji Tuhan hasilnya bagus dan berhasil menuai respon positif dari
audiences dan para dosen. Puas banget.
Yang pengen banget
aku share di sini bukan hasil Play Performancenya, tapi prosesnya, terutama
proses latihan akting aku dan lawan mainku. Di grupku aku kebagian meranin
tokoh Elena, tunangan dari salah satu tokoh utama. Ceritanya Elena udah ninggal
karena sakit tapi dibangkitin lagi sama Cadmus, tunangan Elena yang ga bisa
move on. Karena ini ceritanya tentang pasangan yang saling mencintai satu
sama lain tapi dipisah secara paksa oleh kematian, bisa kebayang kan gimana
sakitnya mereka berdua. Nah untuk memvisualisasikan rasa cinta, kangen, sakit
dan patah hati di antara keduanya, otomatis banyak banget adegan-adegan intim
antar kedua tokoh seperti berpelukan,berpegangan tangan dan nyaris
ciuman.
Gimana udah
kebayang belum bagaimana adegan-adegannya?. Masih nanya letak tantangannya di
mana?. Oke aku jelasin ya. Tantangannya terletak di adegan-adegan "sedikit
intim"nya itu yang mana di real world belum pernah aku alamin sendiri. Aku
cupu? Yes I am ;). Aku sampe berantem-beranteman sama lawan mainku gara-gara
aku ga bisa meranin adegan-adegan "sedikit intim" tersebut dengan
total. Ga pernah kebayang aku bakal dipegang-pegang, dipeluk dan dielus sama
pria yang ga kukenal sebelumnya. Gimana ga risih, dipegang pacar aja aku ogah,
jendral. Tapi puji syukur setelah sekian lama latihan, aku akhirnya terbiasa
dan kami bisa berakting layaknya sepasang tunangan yang saling cinta setengah
mati.
Nih aku sertain
salah satu foto dari sekian banyak adegan "sedikit intim" yang kami
lakoni.
Mungkin buat orang lain ini
adegan biasa, tapi buat kami berdua ini luar biasa mengingat bagaimana susahnya aku
menyenderkan tubuhku ke tubuh Vian (lawan mainku) dengan rela. Harus diakui,
aku memang terjebak prinsip yang dianggap so yesterday oleh sebagian orang
seusiaku. Aku bukan penganut gaya pacaran di mana pelukan dan ciuman menjadi
keharusan. Jadi yang mengerti akan prinsip ini terima kasih, yang gak ngerti ya
udah selamat mencoba untuk mengerti ya ;)